HUT ke-5 Iprahumas dan Peluncuran Buku “The Real GPR”
JAKARTA – Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia memperingati hari jadi yang ke-5, sekaligus meluncurkan buku berjudul “The Real GPR: 111 Tulisan Pranata Humas Indonesia”, Sabtu (29/8/2020).
Acara tersebut terselenggara atas kerja sama Iprahumas Indonesia dan Museum Penerangan.
“Ulang tahun Iprahumas ke-5 diselenggarakan bersamaan dengan peluncuran buku The Real GPR: 111 Tulisan Pranata Humas Indonesia. Buku ini merupakan karya 85 pranata humas yang berasal dari kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Ini merupakan bukti humas pemerintah mampu menulis dan menghidupkan narasi terkait kegiatan dan kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah,” kata Ketua Umum Iprahumas Meylani.
Kegiatan yang dilakukan secara virtual tersebut juga mengelar Talk Show dengan tema, “Lima Tahun Iprahumas dan Grand Launching Buku The Real GPR : 111 Tulisan Pranata Humas Indonesia”. Dengan Narasumber Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Widodo Muktiyono, Staf Ahli Bidang Pajak Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti, dan penulis buku serta CEO Nexus RMSC Firsan Nova.
“Buku ini merupakan aksi nyata humas pemerintah. Mulai hari ini, mari, kita tingkatkan peran pranata humas yang juga merupakan amplifikasi pemerintah. Ke depan, pranata humas diharapkan juga dapat menjadi influencer pemerintah,” ungkap Widodo saat menjadi pembicara kunci pada webinar tersebut.
Widodo menambahkan, Iprahumas merupakan organisasi yang strategis. Melalui organisasi ini, pranata humas dapat lebih termotivasi menjalankan perannya lebih baik, khususnya di masa pandemic Covid-19 saat ini. Informasi adalah kekuatan komunikasi dan persepsi. Humas harus pandai mengubah “important news” menjadi “good news” agar tidak terjebak di “bad news is good news”.
Pada kesempatan tersebut, Staf Ahli Bidang Pajak Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti menyampaikan, Iprahumas bisa menjadi gebrakan bagi pranata humas yang saat ini masih terbelenggu birokrasi untuk melakukan hal-hal yang bersifat strategis di kehumasan.
“Pranata humas harus hadir di setiap rapat penting terkait pengambilan keputusan kebijakan publik. Sebab, humas nanti akan menjadi penyalur informasi dan komunikasi publik, serta memunculkan kepercayaan publik terhadap pemerintah,” kata Nufransa.
CEO Nexus RMSC Firsan Nova menambahkan, perjuangan humas dimulai dengan tujuan agar didengar. Setelah terdengar, humas dapat melakukan aksi nyata sesuai visi dan misi, sehingga dampaknya dapat dirasakan.
“Kreatif bagi humas itu penting, tapi juga harus strategis. Humas harus mulai beralih piker dari hal teknis ke strategis,”imbuh Firsan Nova.
Acara ini dihadiri sebanyak 210 peserta yang berasal dari para praktisi kehumasan, pustakawan, dan akademisi seluruh Indonesia. Meylani berharap, acara ulang tahun Iprahumas sekaligus peluncuran buku ini dapat memotivasi para pranata humas untuk terus menulis dan berkarya. Iprahumas selalu siap menjadi wadah bagi para humas pemerintah untuk menyalurkan karya-karya terbaiknya.
“Semoga acara ini dapat memberikan motivasi bagi para humas pemerintah untuk terus berkarya khususnya berkarya di bidang penulisan. Salah satu tugas humas adalah membuat narasi yang baik untuk mengkomunikasikan kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Mari, kita bersama-sama terus belajar, Iprahumas selalu siap untuk memfasilitasi,” pungkas Meylani.(rls/tr)