LIFESTYLE

Dr. Susianto: Gaya Hidup Vegan Bukan Hanya Tentang Makanan, Tetapi Berkontribusi Meningkatkan Kualitas Kesehatan dan Kualitas Hidup Manusia

Jakarta – Indonesia Vegetarian Society (IVS) bersama Vegan Society of Indonesia (VSI) dan World Vegan Organisation (WVO) dengan bangga mengumumkan penyelenggaraan “The 12th WVO Conference and International Vegan Festival 2024” yang akan berlangsung pada 12-17 November 2024 di Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat.

Acara bertaraf internasional ini akan menjadi wadah berkumpulnya para ahli, pimpinan organisasi vegan dari mancanegara, praktisi, aktivis, pelaku bisnis, komunitas, dan masyarakat umum yang peduli terhadap gaya hidup vegan, kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan hewan.

Mengusung tema “Vegan untuk Bumi dan Manusia, Langkah Kecil Dampak Besar”, acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pilihan konsumsi dalam menciptakan perubahan positif.

“Kami ingin menunjukkan bahwa gaya hidup vegan bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang berkontribusi pada keberlanjutan planet dan meningkatkan kualitas kesehatan dan kualitas hidup manusia,” ujar Dr. Susianto, Pendiri sekaligus Presiden dari World Vegan Organisation (WVO) dan Vegan Society of Indonesia (VSI).

Tema ini dipilih untuk  menunjukkan bahwa  pilihan gaya hidup vegan, meskipun tampak sebagai langkah kecil  bagi  seorang  individu,  namun  secara  kolektif  dapat  menciptakan  dampak  besar  bagi  bumi  dan  seluruh  umat  manusia.

Vegan Untuk Bumi

Industri peternakan merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Dengan beralih ke pola makan vegan, kita dapat membantu mengurangi jejak karbon dan memperlambat laju perubahan iklim.

Begitu pula dengan produksi daging membutuhkan lahan, air, dan energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi tanaman. Veganisme membantu menghemat sumber daya alam yang semakin terbatas.

Begitu pula dengan pembukaan lahan untuk peternakan dan perkebunan pakan ternak menjadi salah satu penyebab utama deforestasi. Dengan mengurangi konsumsi produk hewani, kita dapat membantu melestarikan hutan.

Vegan Untuk Manusia

Sementara itu, diet vegan yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan dapat mengurangi risiko penyakit kronis seperti jantung, stroke, diabetes, dan kanker.

Vegan sebagai solusi untuk mencegah stunting, erat kaitannya dengan kekurangan gizi dan pola makan yang buruk. Makanan nabati kaya nutrisi dapat membantu mengatasi stunting. Terlebih, sumber makanan nabati kaya nutrisi, dapat ditemukan dengan mudah di seluruh pelosok Nusantara.

Dalam penelitian menunjukkan bahwa diet yang kaya akan buah dan sayuran dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi.

Antioksidan dan Nutrisi yang baik berkontribusi pada produksi neurotransmitter yang penting, seperti serotonin, yang berpengaruh pada kesehatan mental.

Begitu pula dengan makanan berbasis nabati yang kaya akan antioksidan dan omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan di otak, yang terkait dengan stres dan kecemasan. Ini berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik.

Begitu pula untuk meningkatkan ketahanan pangan dunia, tanaman pangan seperti biji-bijian, sayuran, dan buah-buahan dapat diproduksi dalam jumlah yang lebih besar dan lebih cepat dibandingkan dengan produk hewani. Ini berarti lebih banyak makanan yang tersedia untuk lebih banyak orang, membantu mengurangi kelaparan dan meningkatkan ketahanan pangan.

Produksi makanan nabati cenderung lebih murah dibandingkan dengan produksi makanan hewani. Dengan demikian, pola makan vegan dapat membantu menurunkan harga pangan dan membuat makanan lebih terjangkau dan lebih mudah diakses oleh masyarakat luas.

Mengatasi Kelaparan Global tentunya dengan Lahan dan sumber daya yang digunakan untuk peternakan dapat dialihfungsikan untuk memproduksi pangan nabati yang lebih efisien dan dapat menjangkau lebih banyak orang.

Penyakit zoonosis (penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia) adalah ancaman kesehatan global. Industri peternakan intensif, dengan kondisi padat dan higienitas yang seringkali kurang diperhatikan, menjadi tempat berkembang biaknya berbagai macam virus dan bakteri yang berpotensi menyebabkan zoonosis.

Beberapa contoh penyakit zoonosis yang terkait dengan konsumsi produk hewani antara lain: Flu Burung (Avian Influenza), Flu Babi (Swine Flu), SARS, MERS, COVID-19, Salmonella, E. coli. Para ahli kesehatan  memperingatkan  bahwa  industri  peternakan  intensif  merupakan  “bom  waktu”  untuk  pandemi  zoonosis.

Dengan  beralih  ke  pola  makan  vegan,  kita  dapat  membantu  mencegah  timbulnya  pandemi  baru  di  masa  depan.

Kuliner Vegan Nusantara memegang peranan penting dalam “The 12th WVO Conference and International Veg Festival 2024”.

Gerakan  Veganisme 

Kehadirannya bukan sekadar sebagai pelengkap acara, melainkan memiliki arti penting yang  mendalam, baik  bagi  gerakan  veganisme  di  Indonesia  maupun  bagi  pelestarian  budaya  kuliner  nusantara, seperti:

1. Memperkenalkan Kekayaan Kuliner Indonesia dalam Versi Vegan

Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa beragam, namun  banyak  masakan  tradisional  yang  menggunakan  bahan  hewani.  Festival  Kuliner  Vegan  Nusantara  memberikan  kesempatan  untuk  menunjukkan  bahwa  masakan  Indonesia  dapat  dinikmati  oleh  siapa  saja,  termasuk  vegan,  tanpa  kehilangan  cita  rasa  autentiknya.

2. Mendorong Kreativitas dan Inovasi dalam Kuliner Vegan

Festival ini menjadi  wadah  bagi  para  chef,  pelaku  usaha  kuliner,  dan  komunitas  vegan  untuk  berkreasi  dan  berinovasi  dalam  menciptakan  masakan  vegan  nusantara  yang  lezat  dan  menarik.  Hal  ini  dapat  memperluas  pilihan  makanan  vegan  dan  meningkatkan  apresiasi  masyarakat  terhadap  kuliner  vegan.

3. Mengedukasi Masyarakat tentang Veganisme

Melalui  Festival  Kuliner  Vegan  Nusantara,  masyarakat  dapat  belajar  bahwa  veganisme  bukan  hanya  tentang  menghindari  produk  hewani,  tetapi  juga  tentang  menikmati  makanan  lezat  dan  bergizi.  Festival  ini  dapat  membantu  mengubah  persepsi  masyarakat  tentang  veganisme  dan  menunjukkan  bahwa  gaya  hidup  vegan  dapat  dijalani  dengan  mudah  dan  menyenangkan.

4. Melestarikan Budaya Kuliner Nusantara

Dengan  menghadirkan  masakan  tradisional  dalam  versi  vegan,  festival  ini  berkontribusi  pada  pelestarian  budaya  kuliner  nusantara.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  budaya  kuliner  Indonesia  dapat  terus  lestari  dan  beradaptasi  dengan  perkembangan  zaman.
5. Memperkuat Ekosistem dan Kolaborasi antar Pelaku Ekonomi Kreatif

The 12th WVO Conference and International Vegan Festival 2024 melibatkan beragam pelaku ekonomi kreatif, seperti: koki/chef, UMKM produk vegan/eco-friendly product, UMKM Kuliner Vegan, dll. Kerja sama ini menghasilkan kolaborasi lintas sektor yang memperkuat ekosistem ekonomi kreatif.

Secara  keseluruhan,  Kuliner  Vegan  Nusantara  merupakan  bagian  penting  dari  “The  12th  WVO  Conference  and  International  Vegan  Festival”.

Kehadirannya  akan memberikan  kontribusi  signifikan  bagi  perkembangan  veganisme,  pelestarian  budaya,  dan  ekonomi Kreatif di  Indonesia.

Vegan Society of Indonesia (VSI) dengan dukungan penuh oleh Kemenparekraf, telah menyelenggarakan sayembara (tanggal 28 Agustus 2024), untuk menentukan tanggal yang tepat sebagai Hari Vegan Nasional.

Berdasarkan hasil sayembara tersebut dan atas pilihan dari netizen (masyarakat luas), VSI telah menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Vegan Nasional (Keputusan Penetapan Hari Vegan Nasional, No. 01.KP/VSI.IX.24).

Dengan adanya penetapan dan peringatan Hari Vegan Nasional, disini jelas akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat gaya hidup vegan bagi kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan hewan.

Kemudian mendorong adopsi gaya hidup vegan secara lebih luas di masyarakat, mendorong pengembangan industri makanan nabati dan produk vegan di Indonesia, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang peduli terhadap kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan hewan.

Related Articles

Back to top button