Dewan Pembina GP Ansor Penjaringan Ustadz Abdur Rohim: Pandemi Itu Ada, Penting Menjaga Perilaku Hidup Sehat Menghadapi Covid-19
JAKARTA – Peringatan Hari Santri tahun 2020 ini, mengusung tema “Santri Sehat Indonesia Kuat”. Isu kesehatan diangkat berdasarkan fakta, dimana pandemi virus corona Covid-19 tesebut melanda dunia termasuk Indonesia.
Dewan Pembina GP Ansor Ranting Penjaringan Abdur Rohim, S.Pd.I, S. Pd, M. Hum,mengungkapkan, Covid-19 ini merupakan hal yang nyata adanya. Bahkan organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan pandemi ini sebagai bencana dunia, bukan hanya bencana negara. Sehingga negara-negara diminta saling membantu dalam menanggulangi pandemi tersebut.
“Pandemi itu ada, kalau ada yang bilang bahwa virus itu tidak ada, maka dia telah melakukan pembodohan terhadap masyarakat,” kata Abdur Rohim saat menghadiri Peringatan Hari Santri 2020 GP Ansor Ranting Penjaringan, di Masjid Raya Almuhlisin Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (24/10/2020).
Lebih jauh Dewan Pembina GP Ansor Ranting Penjaringan menjelaskan, ada beberapa hal yang sudah dilakukan Pimpinan Ansor Banser Penjaringan dalam menanggulangi pandemi COVID -19, diantaranya melakukan sosialisasi kepada anggota Ansor – Banser pentingnya menjaga perilaku hidup sehat dengan selalu melakukan 3-M, ungkapnya.
Selain itu lanjut Abdur Rohim, anggota Banser Penjaringan juga menjadi agen sosialisasi kepada keluarga dan masyarakat.
“Ansor – Banser juga melakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat ibadah serta pemukiman warga, membagikan vitamin dan hand sanitizer serta masker,” ujarnya.
Abdur Rohim menyebutkan, Ansor – Banser juga bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam hal pembagian paket sembako dikelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara.
Juga melakukan audiensi dan meminta kepada pengurus Masjid/ Musholla serta organisasi kemasyarakatan terutama para pendakwah untuk menjadi agen sosialisasi akan pentingnya pola hidup sehat dalam menanggulangi dan memutus rantai penyebaran Covid-19, paparnya.
Cluster Baru Covid-19
Adanya cluster baru penyebaran Covid-19 dilingkungan pesantren meskipun hanya beberapa persen dibandingkan jumlah pesantren yang ada, menurut Abdur Rohim komunitas santri dan pengelola pesantren tidak boleh berdiam diri.
Untuk itu ia menghimbau agar komunitas santri proaktif dalam mensosialisasikan protokol kesehatan di kalangan internal dan juga masyarakat sekitar.
“Kalau dulu ulama dan santri pernah melakukan komando jihad mengusir penjajah, maka komunitas santri harus tampil sebagai komando jihad dalam mengusir virus corona sesuai dengan himbauan pemerintah,” ungkapnya.
Meski dari keterangan pers Kementerian Agama (Kemenag), banyak pesantren berhasil melakukan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan dampak pandemi ini, tentunya dengan modal utama kedisiplinan dan kepatuhan yang diajarkan kepada para santri, serta keteladanan dan sikap kehati-hatian kiai dan pimpinan pesantren, jelasnya.
Ia meminta agar pesantren selalu waspada terhadap timbulnya cluster baru di lingkungan pesantren.
Oleh karena santri tinggal dalam satu populasi yang lama tentunya lebih berisiko terpapar virus corona. Tetapi jika tidak berhubungan dengan dunia luar, maka pesantren tersebut relatif lebih aman, tambah Dewan Pembina GP Ansor Ranting Penjaringan.(rls/vn)