Cawapres Nomor Urut 1: Pemilu Adalah Agenda Bangsa

 Cawapres Nomor Urut 1: Pemilu Adalah Agenda Bangsa

Yogyakarta – Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar mengungkapkan pemilu bukan merupakan agenda partai politik. Namun, pemilu adalah agenda bangsa.

“Pemilu merupakan agenda bangsa. Dan pemilu harus disukseskan karena pemilu juga merupakan sebuah tonggak bangsa” kata Cak Imin dalam orasinya di Apel Akbar Rakyat dan Konsoldasi pemenangan Anies Baswedan – Miuhaimin Iskandar (AMIN) di Purawisata Yogyakarta, Senin (29/1/24)

Politikus PKB ini juga menekankan pemilu berjalan dengan langsung, umum, bebas dan rahasia (luber) serta jujur dan adil (jurnil).
Menurutnya jika pemilu tidak jujur akan menghancurkan menghilangkan sebuah kepercayaan. Jika kepercayaan sudah hilang hanxurlah legitimssi pemerintah hingga 5 tahuh mendatang.

“Pemilu harus berlangsung secara langsung, umum, bebas dan rahasia serta jutdil. Jangan sampai ada kecurangan. Dan jika ada kecurangan harus dilawan” ujarnya

Untuk mewujudkan hal tersebut, imbuhnya, harus ada perubahan. Dan perubahan bersama Anies kali ini merupakan perubahan jilid 2.

“Perubahan yang kami usung saat ini adalah Perubahan Jilid 2. Di mana Perubahan Jilid 1 saya bersama mas Anies saat itu kami sama-sama menjadi mahasiswa dan sama-sama kuliah di UGM” terang Cak Imin.

Cak Imin dalam lawatannya ke Yogyakarta kali ini didampingi Asisten Pelatih TIMNAS AMIN Jazilul Fawaid, Co Captain Thomas Lembong, Jubir Timnas yang juga merupakan Anggota Fraksi PKS DPR RI Dapil DIY, Sukamta serta beberapa tokoh lainnya.

Lebih jauh Cak Imin mengatakan AMIN bertekad melakukan perubahan yang membawa manfaat atau kemaslahatan bukan madhorot. Karena selama kebijakan banyak merusak, banyak madharotnya bagi masyarakat.

“Kita tidak usah bicara tambang Batu Bara. Karena itu sudah masa lalu. Tambang Nikel saat ini lebih banyak yang dinikmati orang asing. Kita harus melakukan perubahan yang berkeadilan bagi rakyat Indonesia” terangnya.

Cak Imin juga menyebutkan bahwa tambang atau cadangan Nikel.di Indonesia akan habis sekitar 15 tahun mendatang. Ini artinya tidak berkeadilan antar generasi. Perubahan keadilan harus bisa dinikmati hingga anak.cucu kelak. | njar

Berita Terkait