Bamsoet: Partai Golkar Rumah Besar Purnawirawan TNI/Polri
JAKARTA – Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar 2019-2024, bertekad mengembalikan Partai Golkar sebagai salah satu rumah besar bagi keluarga TNI/Polri, baik itu yang sudah purnawirawan maupun putra-putri dan segenap keluarga besarnya.
“Usai mengabdikan diri pada negara, prajurit TNI/Polri yang sudah memasuki masa purnawirawan, bisa melanjutkan pengabdiannya kepada negara melalui Partai Golkar. Begitupun dengan putra-putri dan keluarga besar mereka. Saya akan buka pintu Partai Golkar selebarnya, karena sejak proses kelahirannya, Partai Golkar tak bisa dilepaskan dari peran TNI/Polri,” kata Bamsoet usai menerima arahan dari Ketua Umum Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri Indonesia (FKPPI), Pontjo Soetowo dan Bambang Indra Utoyo, di Jakarta, Jumat malam (19/07/19).
Sementara itu Ketua Umum FKPPI meminta, agar FKPPI satu sikap dan satu langkah dalam menghadapi Munas Partai Golkar yang akan datang.
Sebagai penegasan komitmen tersebut, saat terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini akan merangkul para purnawirawan TNI/Polri untuk masuk ke Partai Golkar, mengingat kemampuan taktis, stategis, maupun pengalaman yang dimiliki oleh purnawirawan akan sangat berguna bagi kemajuan Partai Golkar.
“Semangat nasionalisme dari mereka yang pernah berdinas di dunia kemiliteran atau kepolisian dalam menjaga ketertiban, keamanan dan pertahanan sangat diperlukan agar bisa ditularkan kepada kader Partai Golkar lainnya. Sehingga, Partai Golkar tidak pernah meninggalkan jati dirinya sebagai partai tengah yang berdiri di atas semua golongan, menjadi benteng bagi NKRI,” papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, dengan mengembalikan kekuatan keluarga besar TNI/Polri, dirinya yakin bisa mengembalikan kejayaan Partai Golkar sebagai partai yang dicintai rakyat Indonesia. Tak seperti saat ini, dimana kondisi Partai Golkar terus menurun akibat tidak bisa mengkonsolidasikan seluruh kekuatan penunjang kepartaian, jelasnya.
“Ibarat mobil Partai Golkar tidak bisa melesat lebih kencang karena tak bisa memaksimalkan potensi kekuatan mesinnya. Percayalah, jika potensi mesin Partai Golkar bisa dinyalakan maksimal, larinya akan kencang.m,” tambah Bamsoet. (*)