Bahlil Sebut Presiden 2024 Harus Unggul Isu Geopolitik dan Ekonomi
Jakarta – Menteri Investasi/BKPM Bahlil Lahadalia menyebut bahwa sosok presiden yang akan memenangkan kontestasi Pilpres 2024 patut memahami persoalan ekonomi dan geopolitik.
Ia mengungkapkan hal itu saat menanggapi hasil rilis survei temuan terbaru dari Polling Institute berkenaan dengan Peta Persaingan Capres-Cawapres dan Isu-Isu Terkini melalui Zoom, Minggu (10/9).
Menurutnya, visi misi Pemilu 2024 nantinya mengedepankan persoalan geopolitik dan ekonomi, terlebih pada penciptaan lapangan pekerjaan dan hilirisasi untuk meneruskan kebijakan Presiden Joko Widodo saat ini.
“Apalagi persoalan ekonomi, siapa yang akan memenangkan pilpres ini visinya kan visi ekonomi penciptaan lapangan kerja, hilirisasi, bagaimana nilai tambah, ini tidak bisa kita hindari, apalagi kita bicara tentang G20, KTT Asean itu ngga lepas dari persoalan ekonomi,” ujar Bahlil.
Bahlil juga menerangkan bahwa dari ketiga calon presiden yang masuk dalam bursa capres saat ini, di antaranya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Mantan Gubernur DKI Anies Baswedan, Prabowo dan Ganjar nampak lebih sering berbicara berkenaan program Jokowi, terlebih Prabowo yang aktif menyuarakan kebijakan hilirisasi yang dimotori Jokowi.
“Siapa capres yang selalu inheren dengan Jokowi, capres siapa yang bicara tentang IKN, hilirisasi, pertumbuhan ekonomi. Yang sudah bagus dilanjutkan, ada yang masih kurang-kurang nah yang kurang bagusnya perlu kita poles. Yang bicara hilirisasi Prabowo lebih banyak.” pungkasnya.
Adapun hasil Survei Polling Institute dari 3 capres yang mengemuka saat ini Prabowo Subianto jauh unggul sebesar 36,3% atas Ganjar dan Anies. Begitupun ketika dihadapkan pada simulasi Head to Head antara Prabowo vs Ganjar, Prabowo unggul 47,9% atas Ganjar. Sementara, Head to Head Prabowo vs Anies, Prabowo menang telak 56,0% atas Anies.