Bagus Sudibya : Pariwisata Harus Memegang Filosofi Tri Hita Karana
BALI – Pulau Bali sangat tergantung dari pariwisata, untuk itu perlu dikembangkan dengan menggunakan filosofi hidup orang Bali, yaitu Tri Hita Karana. Begitu pula pariwisata yang harus dikembangkan di Bali yaitu pariwisata kerakyatan.
“Pariwisata juga harus memegang filosofi Tri Hita Karana, demi terwujudnya pelestarian alam dan lingkungan,” kata Bagus Sudibya pemilik usaha Agrowisata, ketika menerima kunjungan delegasi Journalist Association of Korea Korea, (JAK) ke Bagus Agro Pelaga, Sabtu, (2/11/2019) kemarin.
Lebih jauh Bagus menjelaskan, Tri Hita Karana berasal dari kata Tri yang berarti tiga. Hita yang berarti kebahagiaan dan Karana yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan.
“Konsep kosmologi Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh. Dimana falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi,” jelas Bagus.
Ia juga menyebutkan, hakikat ajaran tri hita karana, menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Dimana ketiga hubungan itu meliputi hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam sekitar, dan hubungan dengan ke Tuhan yang saling terkait satu sama lain.
Begitu pula setiap hubungan memiliki pedoman hidup menghargai sesama aspek sekelilingnya. Prinsip pelaksanaannya harus seimbang, selaras antara satu dan lainnya. Apabila keseimbangan tercapai, manusia akan hidup dengan menghindari daripada segala tindakan buruk. Hidupnya akan seimbang, tenteram, dan damai.
Kedatangan delegasi wartawan Korea pimpinan Jung Kyu Sung ke kawasan Agro Bagus Pelaga merupakan tamu dari PWI Pusat dan PWI Bali yang berkunjung ke Bali hingga tanggal 3 November 2019.
Hadir menyertai delegasi wartawan Korea, Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra beserta jajarannya, Direktur Konfederasi Wartawan ASEAN PWI Pusat Bob Iskandar dan Dar Edi Yoga.(rls/van)