
Kemendukbangga/BKKBN Percepat Penurunan Stunting Lewat Fasilitasi Teknis Bangga Kencana
NGANJUK, mimbar.co.id – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN kembali menegaskan komitmennya dalam mendorong kualitas keluarga Indonesia melalui program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana).
Kegiatan fasilitasi teknis yang digelar bersama mitra kerja di Gedung Serbaguna Jerukwangi, Desa Banjardowo, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Minggu (24/8/2025) menjadi bukti sinergi konkret antar elemen dalam percepatan penurunan stunting menuju Indonesia Emas 2045.
Hadir sebagai narasumber Tenaga Ahli Anggota DPR RI M. Yahya Zaini, Sam’ani Kurniawan; Penanggungjawab Pengelolaan Kerja Sama Pendidikan
Kependudukan Perwakilan Kemendukbangga Provinsi Jawa Timur, Muhammad Rif’an Agus dan Plt Sekdin Kabupaten Nganjuk, Kundariana.
Dalam kesempatan itu, Sam’ani Kurniawan mengatakan, dari 8 mitra Komisi IX DPR RI telah sepakat untuk memberikan informasi program pemerintah kepada seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, semua program pemerintah harus diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat, karena tanpa dukungan masyarakat tidak ada satupun program yang berjalan optimal.
“Narasumber yang ada di sini akan memberikan materi tolong diperhatikan dengan baik dan dipahami agar dapat menularkan pengetahuan informasi kepada masyarakat di sekitar Ibu Bapak sekalian karena semakin banyak masyarakat terpapar atau mengetahui program pemerintah akan semakin banyak program pemerintah yang akan sukses,” ujar Sam’ani.
“Di era digital kita tidak bisa membedakan mana yang hoax mana yang benar makanya kalau berkaitan dengan pembangunan keluarga di sini sudah ada dua pakarnya dari provinsi dan dinas jadi tolong diperhatikan dengan baik karena belum tentu informasi yang di luar belum tentu sama dengan apa yang disampaikan oleh narsum. semoga acara ini dapat bermanfaat bagi semuanya,” tambahnya.
Sementara itu, Muhammad Rif’an Agus mengungkapkan bahwa berdasarkan data statistik jumlah kelahiran di provinsi Jawa Timur ada di kisaran 1,98. Artinya, kata dia, setiap pasangan usia subur memiliki rata-rata anak kurang lebih 2, jangan sampai angka kelahiran semakin tinggi atau terlalu rendah.
“Kenapa tidak boleh karena kalau jumlah kelahiran semakin tinggi maka masalah persoalan yang timbul juga akan tinggi. Kalau misalkan Bapak Ibu beranak-pinak sampai 10 atau 11 maka di ruangan ini tidak akan cukup. Di Jepang dan Singapura tingkat kelahirannya rendah maka nanti akan menyebabkan penduduknya habis,” ungkap Rif’an.
Lebih lanjut Rif’an menjelaskan, Kemendukbangga/BKKBN mempunyai program quick win yakni Genting (gerakan cegah stunting), Sidaya (lansia berdaya), Gati (gerakan ayah teladan indonesia), Tamasya. Adapun kaitannya dengan stunting namanya adalah Genting yaitu program yang digagas agar stunting bisa teratasi.
“Stunting itu sebuah gangguan kronis dan infeksi berulang pada anak 0-2 tahun. Kalau kita lihat pada penduduk saat ini, kita ini sudah memasuki bonus demografi yaitu usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia non produktif. Diharapkan peran serta ayah lebih aktif terhadap perkembangan buah hati,” jelas Rifan.
Plt Sekdin Kabupaten Nganjuk, Kundariana menambahkan, selain usia, untuk mencegah stunting calon pengantin (catin) harus di ukur lingkaran lengannya, lalu diperiksa indeks masa tubuh dan hb-nya. Ia menyebut jika catin yang pemeriksaannya tidak normal maka akan beresiko stunting.
“Ketika anemia tidak mampu menyalurkan makanan bergizi ke dalam tubuh dan akan mengantuk, lemas. Oleh karena itu saya nitip kepada orang tua yang mempunyai putra-putri harus memberikan tablet penambah darah. Ibu hamil kalau anemia bayinya tidak akan mendapatkan nutrisi dari ibu ke bayi. Kita berharap di tahun 2045 kita menjadi generasi indonesia emas,” pungkas Kundariana.
Ilham