33 Ton Beras SPHP Terjual Dalam Bazar Pangan Murah di Jakbar
Jakarta – Sebanyak 33 ton beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) terjual dalam bazar pangan murah yang dilakukan di delapan kecamatan wilayah Jakarta Barat pada 23 Februari hingga 7 Maret 2024. (Sumber berita dari ANTARA)
Selain 33 ton beras SPHP, empat ton beras premium, 384 kilogram gula pasir dan 960 botol minyak goreng (900 mililiter per botol) juga terjual dalam pasar murah tersebut.
“Untuk beras SPHP, itu sudah dijual sejak 23 Februari 2024 sampai 7 Maret 2024,,” kata Kepala Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Sudin PPKUKM) Jakarta Barat, Iqbal Idham Ramid saat dihubungi di Jakarta pada Rabu.
Untuk bahan pangan lain yang juga terjual antara lain gula pasir dan minyak goreng. “Itu baru mulai 26 Februari 2024,” katanya.
Iqbal mengatakan bahwa bazar pangan murah akan kembali dilakukan menjelang lebaran. “Nanti menjelang lebaran kita adakan kembali,” kata Iqbal.
Iqbal meminta masyarakat agar tidak menimbun sembako dari kegiatan pasar murah yang digelar di wilayah setempat. Penimbunan sembako dari pasar murah dapat menyebabkan keberadaan bahan pangan semakin langka.
“Artinya pemerintah provinsi menjamin ketersediaan beras untuk kebutuhan kita. Jadi kalau misalnya kita banyak yang nimbun artinya nanti beras makin langka,” kata Iqbal saat dihubungi di Jakarta pada Selasa (27/2).
Dia meminta masyarakat untuk membeli bahan pangan sesuai kebutuhan. Pihaknya pun telah melakukan pembatasan kuota pembelian terhadap masing-masing orang.
“Artinya beli sesuai dengan kebutuhan. Makanya kita batasi satu orang, pembeliannya satu karung atau lima kilogram,” kata Iqbal.
Pembatasan kuota pembelian sembako perorangan tersebut, kata Iqbal, dilakukan untuk mencegah adanya kecenderungan fomo atau ketakutan akan kelangkaan pangan dalam masyarakat.
Terkait dengan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ini sebenarnya siapapun boleh beli. “Jadi silahkan dimanfaatkan. Namun, warga diharapkan tidak fomo, artinya takut beras enggak ada jadi akhirnya menimbun,” ujar dia.