Haris Rusly Moti: Pertemuan Tokoh Masyarakat di Rembang Bermuatan Kampanye Politik ‘Negatif’ Bertopeng Gerakan Moral
Jakarta – Komandan Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo – Gibran, Haris Rusly Moty angkat bicara menyikapi pertemuan tokoh di Rembang.
Menurutnya pertemuan tersebut ditengarai kampanye negatif dengan mengatasnamakan gerakan moral.
“Pertama, kami menghormati perbedaan pandangan politik yang disampaikan oleh sejumlah tokoh masyarakat yang mengatasnamakan Majelis Permusyawaratan Rembang. Namun, perlu dipahami pertemuan tersebut adalah bagian dari strategi kampanye politik Pilpres yang diduga dikendalikan oleh Tim Sukses Capres tertentu. Beberapa nama di antara tokoh masyarakat yang berkumpul tersebut adalah Tim Sukses “terselubung” Capres tertentu,” kata Haris Rusly
Kedua, dia juga meminta kepada sejumlah tokoh masyarakat yang berkumpul di Rembang tersebut sebetulnya mereka adalah “pembenci” atau “haters” nya Prabowo dalam dua kali Pilpres sebelumnya. Mereka akan terus mencari cara untuk menjatuhkan kredibilitas Prabowo.
Beberapa nama yang berkumpul tersebut pernah tampil menjadi tim kampanye di Pilpres 2019, dengan rekam jejak sebagai spesialis kampanye negatif.
Mereka merekayasa narasi bertopeng moral dan nilai-nilai yang ditujukan semata untuk menjatuhkan nama baik Pak Prabowo dan Mas Gibran.
“Ketiga, walaupun apa yang mereka sampaikan tersebut bernada pesan moral dan nilai-nilai, namun tendensinya sangat kuat mengandung “kepentingan” politik Pilpres. Cara yang mereka gunakan adalah model kampanye negatif untuk mendelegitimasi pasangan Capres dan Cawapres Prabowo – Gibran. Mereka memoles “kepentingan” politik Pilpres dengan isu moral dan nilai-nilai,” paparnya.
Keempat, mereka menjadikan sejumlah isu sebagai senjata, termasuk putusan Mahkamah Konstitusi yang mengatur batas usia Capres dan Cawapres yang menguntungkan anak muda.
Seandainya Gibran tidak berpasangan dengan Prabowo, tapi berpasangan dengan Capres yang mereka usung, dipastikan beberapa dari tokoh masyarakat yang berkumpul di Rembang tersebut akan mendukung putusan MK tersebut.
“Kelima, jika kita perhatikan situasi Pilpres sebelumnya, kelompok di belakang mereka tersebut sangat diuntungkan oleh rekayasa situasi konflik sosial. Mereka panik ketika pasangan Prabowo-Gibran yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju beserta segenap ratusan komunitas relawan tampil sejuk dan tidak melayani konfrontasi dan provokasi yang mereka ciptakan. Mereka penganut teori konflik sosial sebagai strategi untuk memasarkan Capres dan Cawapres yang diusungnya,” lanjutnya
Keenam, banyak pihak yang panik, ketika hasil survei sejumlah lembaga survei menempatkan pasangan Prabowo-Gibran di posisi teratas, bahkan berpotensi menjadi pemenang dalam satu putaran Pilpres.
Panik dan takut kalah tersebut yang melahirkan reaksi membabi buta yang ditujukan untuk menjatuhkan pasangan Prabowo – Gibran.
Ketujuh, kami menghimbau kepada seluruh komunitas relawan pendukung pasangan Prabowo – Gibran, yang terdiri dari ratusan komunitas relawan Prabowo, ratusan komunitas relawan Gibran dan komunitas relawan Jokowi, untuk tidak terpancing dengan provokasi untuk memicu konflik sosial yang sengaja direkayasa pihak tertentu.
“Kedelapan, kami menyerukan kepada seluruh kontestan Pileg dan Pilpres 2024 untuk menjaga situasi yang aman, damai, rukun sejuk serta taat pada putusan Mahkamah Konstitusi yang sudah final dan mengikat,” tutupnya.