METROPOLITAN

Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto, Meminta  Masyarakat Bersama-sama Cegah Stunting

Sleman – Anggota Komisi IX DPR RI asal D.I. Yogyakarta, H. Sukamto, S.H mengungkapkan,  angka stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 21,6 persen.

“Untuk itu pemerintah menargetkan di tahun 2024 jumlah stunting turun menjadi 14 persen. Oleh karenanya pemerintah bekerja keras menekan stunting tiap tahunnya agar bisa menurun,” kata Sukamto di sela-sela Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra, di Kalurahan Condongcatur Depok, Sleman, Jumat sore (19/5/2023).

Politisi PKB ini juga menjelaskan, guna mencegah meningkatnya stunting, hendaknya jangan menikah di usia muda.

“Sebaiknya seorang gadis menikah minimal di usia 21 tahun. Sehingga kondisi rahim sudah siap,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan, seorang ibu saat mengandung dianjurkan makan makanan cukup gizi dan cukup buah-buahan. Sehingga pertumbuhan janin akan baik.

“Tidak kalah pentingnya dan perlu mendapatkan perhatian adalah si bapak jangan suka minum minuman keras (miras) dan merokok. Karena miras dan rokok juga mempengaruhi pertumbuhan anak. Serta tentu bapaknya harus perhatian kepada istri, jangan suka dimarahi,” pesannya.

Sukamto meminta agar masyarakat mematuhi peraturan pemerintah untuk bersama-sama mencegah stunting.

Sementara itu Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji mengungkapkan isu stunting merupakan isu nasional. Sehingga perlu direspon semua kalangan masyarakat, baik itu pemerintah maupun tokoh masyarakat.

Dijelaskannya, di Kalurahan Condongcatur saat ini ada sekitar 40 persen dari ribuan warga yang masuk kategori stunting, sehingga kini Pemerintah Kalurahan bersama warga saling bahu membahu menekan angka stunting agar tidak naik.

“Kami selalu berupaya stunting di Condongcatur bisa betul-,betul hilang. Oleh karena setiap RT dan RW kami minta by name bagi penderita stunting. Namun masalah stunting bukan hanya masalah persoalan ekonomi. Akan tetapi juga persoalan pola asuh bagaimana menjadikan anak kita, agar menjadj anak hebat,” tambahnya. | njar

Related Articles

Back to top button