Kata Arzeti Bilbina: Kosmetik yang Baik Tentukan Kesehatan Fisik
JAKARTA – Benarkah kosmetik yang baik bisa menentukan kesehatan fisik? Selebrities dan politisi, Arzeti Bilbina mengurainya dengan bijak bersama BPOM.
Di era kekinian, sejatinya perempuan atau laki-laki tidak bisa melepaskan diri dari ketergantungan pada kosmetik. Bisa jadi ini dilakukan untuk menunjang penampilan. Meski begitu tetap harus memahami dan memperhatikan cara memilih kosmetik yang baik agar tidak merusak kulit dan kesehatan.
“Artinya, dalam hidup dan kehidupan kita butuh kosmetik,” ungkap Arzeti Bilbina, SE, M.A.P.
Ia menambahkan, “Bagaimanapun kita semua butuh yang namanya kesehatan fisik,” ujar anggota Komisi IX DPR sekaligus artis tersebut.
Bintang “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” yang juga model ternama ini mengingatkan tentang kondisi selama pandemi Covid-19 yang harus fokus dan konsern pada kesehatan.
“Bicara kesehatan tentunya bicara fisik. Kalau kita sakit tentunya kita datang ke dokter. Pada saat kita ke dokter kemudian kita diberikan resep,” paparnya.
“Resep ini yang kemudian kita tuju ke apotik secara resmi, di mana kita akan mengambil obat dan kemudian kita akan konsumsi. Lalu kita diberikan kesembuhan oleh Allah SWT. Nah, itu kalau kita bicara ritual sakitnya kita,” ujar Arzeti pada Workshop Komunikasi, Informasi dan Edukasi “Cara Memilih Kosmetik yang Baik”,Sabtu (20/8/2022) di lobi Kementerian Pemuda dan Olahraga, Senayan, Jakarta.
Ditambahkan Direktur Standarisasi Obat Tradisional dan Kosmetik BPOM Rachmi Setyorini menegaskan, bahwa kosmetika tidak digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit.
“Fungsi utama kosmetika adalah untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungai atau memelihara tubuh pada kondisi baik,” sebut Rachmi Setyorini di hadapan ratusan siswa/i SLTA se Jabodetabek yang menjadi peserta.
Rachmi Setyorini menjabarkan beragam kategori kosmetik. Antara lain, kosmetika untuk kulit, masker wajah. Lalu, bedak untuk rias wajah, sabun mandi, alas bedak, sediaan mandi, sediaan depilatori, deodorant dan anti perspiran, sediaan rambut, sediaan cukur. Kemudian, sediaan rias mata, rias wajah, pembersih ris mata dan rias wajah, sediaan perawatan, sediaan perawatan gigi, sedan untuk perawatan dan rias kuku. Juga, sediaan untuk menggelapkan kulit tanpa berjemur, sediaan pencerah kulit.
Rachmi mengingatkan untuk berhati-hati dengan kandungan bahan berbahaya pada kosmetik.
“Temuan kosmetik mengandung bahan berhaya, umumnya memiliki kandungan bahan berbahaya yaitu, Merkuri, Hidrokinon, Pewarna Merah K10,” ungkapnya.
Merkuri dan hidrokinon, kata Rachmi, ditemukan pada kosmetik bentuk krim yang biasanya digunakan sebagai pemutih kulit. Sedangkan pewarna merah K10 ditemukan pada produk lipstick dan kosmetik sediaan dekoratif lain seperti pemulas kelopak mata, perona pipi.
Selanjutnya, Rahcmi memberikan tips menyimpan kosmetik yang baik. Yaitu pastikan kosmetik selalu dalam keadaan tertutup apabila sedang tidak digunakan, agar kosmetik tidak mudah rusak.
Dia mengingatkan, jangan menyimpan kosmetika di tempat yang panas atau terkena sinar matahari langsung. Lalu simpanlah di tempat bersih dan sejuk. “Jauhkan dari jangkaauan anak-anak,” imbuhnya,
Koordinator Kelompok Substansi Standarisasi Kosmetik, Yurita memaparkan tentang BPOM Mobile, aplikasi yang dapat digunakan masyarakat untuk mengecek produk Obat dan Makanan yang terdaftar du BPOM.
“Caranya dengan memindai 2D Barcode yang ada produk Obat, Obat Tradisional, Kosmetik, Suplemen Kesehatan dan Produk Pangan Olahan,” paparnya.
Ismail