Rabu Wekasan, Antara Tradisi dan Pengkultusan

 Rabu Wekasan, Antara Tradisi dan Pengkultusan

JAKARTA – Apa itu sejatinya Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan? Tradisi atau pengkultusan? Atau ini memang waktu munculnya teror bagi perempuan?

Lalu kenapa pula sampai diangkat ke layar film segala? Ada hal yang unik, atraktif atau spesial kah?

Dan ternyata, Rabu Wekasan adalah nama hari Rabu terakhir di bulan Sapar pada Kalender Jawa. Biasanya beberapa aktivitas khusus dilakukan selama hari itu, semisal tahlillan, berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, sampai salat sunah lidaf’il bala bersama oleh sesepuh kampung dan warga.

Jadi Rebo Wekasan merupakan tradisi ritual yang dilaksanakan pada Rabu terkahir bulan safar dengan yujuan tradisi untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala malapetaka.

Diketahui, tradisi ini sudah berlangsung secara turun-menurun di kalangan masyarakat. Masyarakat yang melakukan tradisi tersebut di antaranya masyarakat Jawa, Madura, Sunda, dll.

Awal mula tradisi Rebo Wekasan (dikutip dari tebuireng.online) dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid.

Selain itu, anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.

Disebutkan dalam kitab-kitab tersebut, bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ dalam satu malam.

Oleh karena itu, Beliau memberi saran kepada umat Islam untuk sholat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala atau malapetaka.

Lalu kenapa suutradara Fajar Nugros menjadikan latar belakang film besutannya?Ia menjelaskan alasannya mengangkat mitos Rabu Wekasan di film “Inang” karena pengaruh pengalaman masa kecilnya saat tinggal di Yogyakarta.

“Soal mitos Rabu Wekasan itu ini latar belakangnya karena dulu saya kecil di Jogja. Dan Jogja sangat lekat dengan tradisi itu. Selalu ada selametan supaya kita selamat. Melakukan ritual-ritual tertentu. Itu untuk kita yang tidak lahir di hari sial,” jelas Fajar di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Rabu (14/9).

“Namun suatu hari saya berpikir, kalau kita lahir di hari yang sial itu, maka selamatan seperti apa yang harus kita lakukan? Dan saya pikir yang paling ditakuti sama orang tua saya dan orang di sekitar saya adalah Rebo Wekasan, yaitu Rabu terakhir di bulan Safar,” sambungnya dengan serius.

Di sisi lain, Susanti Dewi selaku Head of IDN Pictures & Produser film “Inang” mengatakan bahwa tidak ada alasan khusus baginya untuk mengangkat mitos Rabu Wekasan ini.

Dia menjelaskan bahwa pihaknya memang terbuka untuk mengangkat cerita apapun yang berbasis dari Indonesia. Dengan demikian, cerita yang disuguhkan pun akan terasa relate bagi masyarakat di Indonesia.

“Kita sangat terbuka untuk mengangkat cerita apapun yang berbasis cerita rakyat Indonesia. Karena kita percaya cerita-cerita itu hidup bersama kita setiap hari. Dan membuat film itu salah satu medium kita bisa bercerita bisa sharing,” jelas Susanti.

“Jadi rasanya kalau kita bisa menemukan tradisi-tradisi atau mitos lain yang berbasis dari area lain di Indonesia kenapa tidak? Sangat mungkin kita bikin juga cerita lain di IDN Pictures,” pungkasnya.

“Inang” merupakan film yang menawarkan pelajaran seputar kehamilan perempuan dan kaitannya dengan kepercayaan serta tradisi Jawa. Cerita film ini berpusat pada tokoh Wulan (Naysila Mirdad) yang merupakan seorang karyawan supermarket biasa.

Namun, konflik bermula saat Wulan mengetahui bahwa dirinya hamil di luar rencana. Oleh karena itu, akhirnnya dia bertemu dengan keluarga Santoso yang bersedia mengadopsi bayinya kelak. Akan tetapi, keanehan demi keanehan pun muncul saat dia tinggal bersama keluarga tersebut.

Film “Inang” dijadwalkan akan tayang di seluruh bioskop di Indonesia pada 13 Oktober 2022. Film ini juga akan dibintangi oleh Lydia Kandou, Dimas Anggara, Rukman Rosadi, Rania Putrisari, Totos Rasiti, Pritt Timothy, Emil Kusumo dan masih banyak lagi.

Fajar Nugros berupaya menampilkan  banyak sceen yang mencekam dan meneror dalam film misteri  perdananya ini.

Berhasil kah? Liat aja!!

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar