Program TJSL PLN, Kedai Kopi Tenda Desa Wisata Lerep

 Program TJSL PLN, Kedai Kopi Tenda Desa Wisata Lerep

DESA Wisata Lerep merupakan kasawan wisata yang terletak di lereng gunung Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Suasana pegunungan dengan udara sejuk dan pemandangan yang indah membuat para pengunjung betah berlama lama di desa tersebut.

Desa Wisata Lerep mengandalkan kearifan local dan kreativitas warga dalam menyuguhkan paket-paket wisata Desa.

Masyarakat Desa Lerep sebagian besar masih berpenghasilan dari pertanian dengan topografi lereng gunung maka yang menjadi andalan pertanian desa lerep adalah pertanian buah-buahan, singkong, ubi jalar dan sayuran. Dibidang peternakan andalan utama peternakan sapi perah.

Sementara itu untuk meningkatkan pendapatan warga Desa Wisata Lerep, PLN UIP2B JAMALI memberikan bantuan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT PLN (Persero) berkomitmen untuk meningkatkan daya saing Usaha Mikro dan Kecil (UMK).

General Manager PLN UIP2B JAMALI Munawwar Furqan mengungkapkan, Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi UMKM di Desa Wisata Lerep.

“Terlebih listrik mempunyai peran untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. PLN siap mendukung UMKM naik kelas,” ungkap Munawwar Furqan.

Program Modernisasi Foodcourt dengan Electrifying Lifestyle oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), berupa Kedai Kopi Tenda yang berada di Desa Wisata Lerep, Ungaran Jawa Tengah, berhasil naik kelas.

PLN Unit Pelaksana Pengatur Beban Jawa Tengah & D.I Yogyakarta mendukung Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang bearada di bawah jaringan SUTET 500 KV di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Dukungan tersebut dengan menyalurkan bantuan kepada Kedai Kopi Tenda Desa Wisata Lerep, berupa Pemasangan Baru Daya 2200 VA, peralatan kedai kopi, tenda, serta papan penunjuk jalan. Bantuan tersebut disampaikan  pada Jumat, 03 Juni 2022 lalu.

Maka dengan adanya penunjuk jalan dan penerangan yang memadai di kawasan Desa Wisata Lerep, menjadikan Kedai Kopi Tenda ini semakin mudah diakses, sehingga ramai dikunjungi tamu dari berbagai daerah.

Berbicara mengenai Kedai Kopi Tenda ini, berawal dari satu karyawan, dan hingga saat ini menjadi 10 karyawan.

Begitu pula dengan omzet Kedai Kopi tersebut, semula rata-rata memdapatkan Rp 10 juta per bulannya, dan terus meningkat hingga Rp 130 juta per bulan.

“Alhamdulillah, kami sangat bahagia sekali karena dengan kenaikan jumlah pengunjung mampu menggerakkan warga sekitar untuk turut andil mengelola wisata edukasi dibawah SUTET milik PLN,” kata Sekretaris Pokdarwis Rukun Santoso Sulis.

Ia juga menyebutkan, dengan adanya Kedai Kopi Tenda ini, pengunjung dapat menghabiskan waktu bersama kerabat sampai dengan malam hari, ditambah suguhan live music serta  menu – menu khas Desa Lerep, jelasnya.

Sulis juga menyebutkan, seiring meningkatnya jumlah pengunjung, Kedai Kopi Tenda ini juga menerapkan belanja di warung tetangga, dimana semua bahan baku  menu khas Desa Lerep tersebut, dibeli dari warung tetangga. Begitu pula khususnya untuk kopi murni, bahan bakunya mendapat pasokan dari Kelompok Wanita Tani

Meningkatkan Jumlah Kunjungan 

Warga sekitar berkolaborasi dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisata di kawasan Desa Wisata Lerep.

“Permintaan camping di lokasi sekitar Kedai Kopi Tenda juga sangat tinggi. Kami menyediakan paket wisata yang terintegrasi dengan seluruh potensi yang ada, seperti potensi alam, potensi budaya, maupun potensi wisata buatan dengan konsep paket wisata edukasi baik menginap (live in) maupun tur sehari (one day tour). Untuk itulah bermunculan homestay yang di siapkan masyarakat sekitar,” papar Sulis.

Sekretaris Pokdarwis Rukun Santoso juga menyebutkan, Homestay di Desa Wisata Lerep ini memenuhi standar kelayakan, hal ini  dibuktikan dengan adanya sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainbility (CHSE).

“Sertifikasi CHSE memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan,” ujarnya.

Lanjutnya, selain warga masyarakat sekitar pendapatan dari menyewakan homestay, warga sekitar juga merasakan tambahan pendapatan dari penyediaan lahan parkir bagi pengunjung, kemudian menyediakan catering serta menjadi pramusaji di Kedai Kopi Tenda.

“Mereka siap memberikan pelayanan bagi pengunjung selama melakukan wisata edukasi di lokasi Wisata Desa Wisata Lerep,” jelasnya.

Tidak hanya itu, Paguyuban Sopir Lerep yang menyewakan kendaraan Pick Up serta L300, siap untuk mengantarkan pengunjung berkeliling di Desa Wisata Lerep, turut kebagian rejeki.

Perjalanan berkeliling desa menggunakan pick-up jelas menawarkan sensasi offroad, dengan menapaki jalan terjal maupun lumpur di beberapa sudut desa.

Desa Lerep ini dulunya sepi, kini menjadi salah satu destinasi wisata yang telah memiliki Sertifikasi Desa Wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Di Indonesia baru ada 33 Desa Wisata yang telah lolos sertifikasi tersebut. Desa Wisata Lerep berhasil menjadi desa yang mampu mengelola seluruh potensi yang ada serta mampu menjaga kelestarian alam serta budaya guna meningkatkan pendapatan masyarakat.|Rls

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar