Pembelajaran Jarak Jauh dan Beban Orang Tua Murid

Oleh : Andi Mapperumah

Direktur Eksekutif The Fatwa Center

Penerapan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan cara online di masa pandemi saat ini, memberi beban tersendiri yang harus ditanggung oleh orang tua murid yang tak berkecukupan secara ekonomi. Pemerintah dipandang tidak menaruh perhatian soal ini.

Pemerintah semata berpikir bahwa untuk mencegah penularan COVID-19 pada murid maka perlu diterapkan sistem PJJ secara online.

Sementara pembelajaran sistem online itu sendiri membutuhkan media seperti ponsel (smartphone) dan laptop. Membutuhkan kecukupan kuota internet dan ketersediaan jaringan operator yang stabil. Pemerintah seharusnya memikirkan terpenuhinya hal tersebut untuk memastikan sistem PJJ berjalan baik dan lancar.

Mengapa yang demikian itu penting. Sebab, hal itu merupakan bagian dari tanggungjawab pemerintah sesuai amanat konstitusi untuk menghadirkan sarana dan prasarana pendidikan yang layak bagi rakyat.

Terlebih situasi pandemik saat ini, beban ekonomi orang tua murid kian berat. Kemudian beban itu kian bertambah dengan harus menyediakan ponsel sebagai media untuk belajar secara online.

Bayangkan, jika orang tua punya dua, tiga, dan empat anak, bagaimana kesanggupan menyediakan ponsel untuk masing-masing anak. Bagaimana ribetnya jika hanya punya satu ponsel dan dipakai beberapa anak secara bergantian. Iya kalau bisa bergantian, tapi bagaimana kalau jadual belajar online bersamaan waktunya. Bisa ambyar!

Belum lagi kalau orang tuanya hobby main medsos. Kasihan juga bila punya ponsel cuma satu. Betapa ramainya itu keluarga bila ponsel satu diperebutkan. Belum lagi beban untuk membeli kuota internet.

Bagi orang tua yang mampu atau berkecukupan tentu fenomena yang demikian tidak menjadi masalah. Mereka bisa menyediakan segala kebutuhan media pembelajaran online bagi anak-anaknya.

Namun, bagaimana dengan orang tua murid yang tak mampu. Satu hal yang pasti, jumlah orang tua yang tak berkecukupan secara ekonomi jauh lebih banyak daripada orang tua yang mampu secara ekonomi.

Pada titik itulah, kehadiran pemerintah dalam masa pandemik ini tidak boleh setengah hati menyangkut pemenuhan pendidikan bagi anak didik di jenjang pendidikan usia dini hingga menengah.

Jika sistem PJJ tetap menjadi pilihan di masa pandemi ini, pemerintah sudah seharusnya melakukan evaluasi. Apakah sistem PJJ yang telah berlangsung hampir tiga bulan terakhir ini sudah bener-benar efektif? Evaluasi ini penting dilakukan agar kualitas pendidikan nasional tak merosot. Apalagi, pendidikan adalah investasi yang penting bagi sebuah bangsa. Kita tak boleh bermain-main soal kualitas pendidikan. Ini menyangkut masa depan bangsa.

Pemerintah dan pemangku kepentingan harus memastikan sistem PJJ ini berlangsung dengan baik. Karenanya, perlu disiapkan bahan ajar PJJ yang benar-benar bisa dipahami para guru dan siswa.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan perlu menganggarkan kebutuhan sistem PJJ bagi murid yang orang tuanya tak berkecukupan secara ekonomi. Pemerintah juga perlu menggratiskan internet bagi anak sekolah selama masa pandemik. Semua itu untuk memastikan pembelajaran secara online bisa dinikmati oleh semua murid.

Bagi para guru perlu selalu memantau situasi dan kondisi anak didik selama masa pembelajaran online, khususnya bagi anak didik yang orang tuanya tak mampu untuk memastikan mereka mengikuti semua proses belajar secara online.

Para guru harus menguasai dan melek teknologi. Para guru tidak boleh hanya melempar tugas kepada para siswa melalui medsos dan menganggap kewajibannya sudah selesai. Guru harus menyampaikan materi pelajaran secara menarik agar siswanya memiliki pemahaman yang baik. Perlu terbangun relasi dan interaksi yang menyenangkan antara guru dan murid.

Jika para guru atau siapapun punya ponsel berlebih atau seken bisa memberi atau meminjamkan kepada anak didik yang tak punya. Bisa juga dengan cara mendatangi sesekali rumah-rumah mereka secara bergilir mengajari langsung dan memastikan mereka tidak ketinggalan pelajaran dari teman-temannya yang lain. Hal seperti ini bisa dilakukan juga di tempat yang belum memiliki akses jaringan internet.

Situasi tak normal akibat pandemi Covid-19 ini, memang menuntut pemerintah dan kita semua untuk memiliki rasa kepedulian dan kebaikan berlebih di luar batas kehidupan normal seperti biasa.

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar