Menko Perekonomian: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kembali Mencatatkan Kinerja Impresif 

 Menko Perekonomian: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kembali Mencatatkan Kinerja Impresif 

JAKARTA – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kembali mencatatkan kinerja impresif saat ini, di tengah pelambatan pertumbuhan ekonomi global dengan perkiraan akan terjadinya resesi yang melanda dunia pada 2023.

“Tren pertumbuhan ekonomi solid sejak awal tahun 2022,” ujar Airlangga Hartarto.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2022 ini akan dapat menjadi bekal yang cukup kuat untuk menghadapi potensi resesi global di 2023. Di sisi lain, Indonesia juga mengalami deflasi di bulan terakhir sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi berkualitas, sambung Airlangga.

“Kita juga terus melanjutkan reformasi struktural yang dilakukan melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja,” papar papar Menko Perekonomian dalam konfrensi pers PDB Triwulan III-2022 yang juga dihadiri Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Dirjen PHIJSK Kementerian Ketenagakerjaan Indah Anggoro Putri, Senin (7/11).

Ketua Umum Partai Golkar menjelaskan, berbagai langkah yang dilakukan merupakan upaya untuk menghindari resesi global di tahun 2023.

“Kita ketahui bahwa OECD, IMF, EDB, dan World Bank sama-sama memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 4,8-5,1%. Artinya, mereka sepakat dengan kita bahwa Indonesia Indonesia bisa menjadi the bright spot in the dark, jadi masih bisa keluar dari resesi di tahun depan,” ungkap Menko Airlangga optimistis.

Saat ini, ujar Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) itu, Indonesia bersiap menggelar pertemuan tingkat tinggi G20 sebagai puncak dari Presidensi G20 Indonesia.

Terkait dengan penyelenggaraan KTT G20, yang dihelat 15-16 November mendatang di Nusa Dua, Bali, Airlangga menyampaikan, “Tentu G20
akan membuat perekonomian Indonesia secara nasional baik,” tegasnya.

“Dari segi recognition, Indonesia akan menjadi perhatian dunia. Nah, ini membawa dampak positif ke depan. Apalagi pada saat G20 ini ekonomi Indonesia tumbuhnya baik di 5,72%. Inflasi juga kita bisa tekan, turun di 5,7%. Jadi kita kita dalam performance yang baik memimpin G20. Kita sebelumnya juga memegang keketuaan ASEAN. Semua ini tentu akan membuat Indonesia semakin diperhitungkan,” papar Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu.

Airlangga menjabarkan, dengan ditopang oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang kuat, kinerja ekonomi Indonesia masih tetap terjaga.

“Capaian ini patut kita syukuri karena ini membuktikan bahwa roda pemulihan ekonomi domestik terus bergerak cepat di tengah pelambatan ekonomi global yang sedang berlangsung,” tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia hampir terjadi di seluruh sektor lapangan usaha selama Triwulan III-2022.

Sektor Industri Pengolahan sebagai kontributor terbesar PDB tumbuh positif sebesar 4,83% (yoy). Sektor utama lainnya, seperti Sektor Pertambangan dan Pertanian mengalami pertumbuhan, masing-masing sebesar 3,22% (yoy) dan 1,65% (yoy).

Di saat yang sama, Sektor Transportasi dan Pergudangan merupakan sektor dengan pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 25,81% (yoy), diikuti Akomodasi dan Makanan minuman 17,83% (yoy), dan Administrasi Pemerintahan 12,42% (yoy).

Secara umum, pulihnya berbagai sektor usaha di Triwulan III-2022 juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Melansir data per Agustus 2022, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat menjadi 68,63% dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun menjadi 5,86%, lebih baik dibandingkan tahun 2021.
Sektor Pertanian menjadi sektor usaha yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja paling besar.

Selain itu, keyakinan dunia usaha untuk mulai merekrut pegawai juga tercermin dari peningkatan persentase komposisi penduduk bekerja di kegiatan formal sebesar 0,14% (dibandingkan Agustus 2020).

Aktivitas ekonomi yang terus pulih telah berhasil menurunkan jumlah penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 menjadi sebesar 4,15 juta orang di Agustus 2022, lebih baik dibandingkan tahun lalu dengan penurunan sebesar 17,17% (yoy).[]

Berita Terkait

Tinggalkan Komentar